NILAI BUKAN JADI TOLAK UKUR dan ORGANISASI EKSTRA KAMPUS SANGAT PENTING
Sangat
tidak etis jika ormawa selalu di campuri urusan rumah tanggah nya .dan selalu
mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan ormawa MAKA HANY SATU KATA LAWAN. Setiap satu tahun berganti
pemimpin sebelum masuk tahap pemilihan yg di lakukan ormawa adlah melakukan
Musyawarah besar(mubes). Didalam mubes melakukan penyampain LJP pengurus ,,pleno2
salah satu nya pembasan AD/ART . sedang didalam ART membahas kriteria calon
ketua dan wakil ketua .
Contoh
: yg dapat menjadi ketua DPM
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Tidak pernah dijatuhi sanksi organisasi karena melanggar
AD/ART
c. Memiliki IPK Eksa Minimal 2,50 Dan IPK Non Eksa Minimal
2,75
d. Dinyatakan telah lulus
mengikuti Orientasi Pengenalan Kampus (OPK)/PKKMB
dibuktikandengan Sertifikat OPK/PKKMB
e. Sehat secara jasmani dan rohani
f. Tidak sedang menjadi anggota Partai Politik
g. Pernah menjabat pengurus DPM Universitas
dan atau BEM Universitas Kaltara.
h. Telah mengikuti LKM-TD atau sejenisnya.
Dan bagaiman jika calon ketua ORMAWA
harus 3.00. mohon maaf,bagaiamna dengan fakultas eksa mampu kah bersaing dengan Fakultas non eksa
,kami pikir tidak . eksa suda sangat
bersyukur dapat nilai 2,70. Toh yang selama ini yg terlibat dalam organisasi
orang orang yg royal denga ormawa tanpa memikikan kuliah cepat lulus. Sedang yang mendapat kan nilai tinggi adalah mahasiswa
yang mau cepat lulus. Keputusan ini tidak benar dan tidak ada keadilan
didalamnya. dan Nilai bukanlah tolak mahasiswa untuk dapat menjalankan roada organiasi .
Mahasiswa (ormawa) univerisitas kaltara masi dalam tahap Berkembang penerapan pun berbeda dgn kampus yang suda maju. anda tidak berifikir bahwa betapa susanya mncari orang yang mau terlibat di ormawa (BEM DPM BEM UKM DAN HMJ ) bahkan ketika menjadi pengurus ketika berjalan beberpa waktu maka yg terjadi hanya sebagian saja yg masi bertahan (komitmen) untuk tetap bersama sama berjuang . Contohnya BEM UNIV DAN DPM UNIVsangat minim yg berkomitmen dan bertahan menjadi pengurus.
Mahasiswa (ormawa) univerisitas kaltara masi dalam tahap Berkembang penerapan pun berbeda dgn kampus yang suda maju. anda tidak berifikir bahwa betapa susanya mncari orang yang mau terlibat di ormawa (BEM DPM BEM UKM DAN HMJ ) bahkan ketika menjadi pengurus ketika berjalan beberpa waktu maka yg terjadi hanya sebagian saja yg masi bertahan (komitmen) untuk tetap bersama sama berjuang . Contohnya BEM UNIV DAN DPM UNIVsangat minim yg berkomitmen dan bertahan menjadi pengurus.
Kampus
diluar sana hanya sebagai contoh dan bahan pertimbangan jika di terapkan di
kampus ini. Kita harus melihat situasi dan kondisi mahasiswanya mampu kah
diterapkan disini jika tidak jangan.
Organisasi ektra kapus
sangat penting utuk intra kampus.
sebagian besar pejabat
organisasi intra kampus itu sebenarnya adalah para kader dari organisasi ekstra
kampus. Dan keberadaan kader-kader ekstra yang mengawal dan mengatur arah
pergerakan mahasiswa intra tersebut, dipandang tidak baik Karena memang maindset yang berkembang di
kalangan akademis, adalah bahwa "organisasi ekstra kampus merupakan sebuah
wadah masuknya partai politik ke kampus". sebagian besar organisasi kampus
malah justru banyak yang independend dan tidak ada sangkut pautnya dengan
partai atau golongan manapun. Meskipun alumni mereka banyak yang aktif di
partai politik.
Banyaknya kader ekstra
kampus yang memegang jabatan penting di kampus nampaknya tak lepas dari pola
kaderisasi yang diterapkan di organisasi ekstra. Bahkan waktu kaderisasinyapun
sepanjang tahun (kontinu). Hal ini tentu membuat sebagian besar kader dari
organisasi ini memiliki wawasan yang jauh lebih banyak bila dibanding dengan
kader dari organisasi intra yang proses kaderisasinya hanya terbatas pada
momen-momen tertentu saja. Memang, pengembangan wawasan itulah yang menjadi
titik kunci dari keberhasilan organisasi ekstra kampus dalam mendidik
kader-kadernya. Adapun wawasan yang biasanya jauh lebih ditekankan pada proses kaderisasi
di ekstra adalah wawasan yang mampu membangun dan menumbuhkan rasa nasionalisme
terhadap kampus dan indonesia.
Rasa nasionalisme yang
tinggi inilah yang biasanya dimililiki oleh sebagian besar kader organisasi
ekstra kampus. Pasalnya, di organisasi inilah sebenarnya kebanggaan, kecintaan,
dan rasa memiliki di tumbuhkan lewat kajian-kajian sederhana tentang
ke-indinesiaan. Dari diskusi sederhana itulah semua wawasan tentang
keindonesiaan didoktrinkan hingga kader-kadernya mampu benar-benar menjiwai
rasa nasionalime mereka. Hal ini sebenarnya mampu mengisi kekurangan yang
dimiliki oleh kampus, yaitu kurangnya pendidikan tentang keindonesiaan. Oleh
karena itulah sebenarnya, organisasi ekstra kampus ini sangatlah dibutuhkan
oleh seorang mahasiswa untuk melengkapi ilmu yang mereka pelajari di kampus.
jika hal ini berlanjut maka mahasiswa aka tarik undur semua mahasiswa akan di pengarahui untuk tidak terlibat di organisasi intra kampus.
kata pak rektor UNIVERSITAS KALTARA semua ada pada mahasiswa.. tingal dari kalian para dosen mendukung atau tidak...!!!!!
. jika hal ini berlanjut maka mahasiswa aka tarik undur semua mahasiswa akan di pengarahui untuk tidak terlibat di organisasi intra kampus.
kata pak rektor UNIVERSITAS KALTARA semua ada pada mahasiswa.. tingal dari kalian para dosen mendukung atau tidak...!!!!!
@Satu suara satu tujuan Badan eksekutif mahasiswa universitas kaltara
Komentar
Posting Komentar